Katanya manusia modern itu adalah manusia yang dari segi peradaban kehidupan semakin maju dan berkembang. Jaman digital yang ditunjang dengan pesatnya perkembangan teknologi di muka bumi, semakin menjadi kuat alasan bahwa kehidupan sekarang adalah kehidupun yang modern. Jaman memang serba modern, tidak luput pula tentang wilayah pemikiran yang modern. Khusus tentang pemikiran, saya berpandangan bahwa pemikiran jaman sekarang itu sudah terlampau modern, sampai-sampai hal yang sudah jelas benar dicari yang salahnya, hal yang jelas-jelas salah dipertahankan dan ditambah lagi kadar kesalahannya. Ko gitu sih ? namanya juga jaman modern. Hidup berhukum dan hidup sesuai dengan keharusan adalah hal yang tabu dan dianggap kuno. Aneh kan ?
Walaupun disebut sebagai jaman modern, tapi ada beberapa hal yang menarik, kita akan menyebutnya dengan Manusia Terbalik.
Walaupun disebut sebagai jaman modern, tapi ada beberapa hal yang menarik, kita akan menyebutnya dengan Manusia Terbalik.
Tentang manusia terbalik, saya kurang begitu sepakat dengan beredarnya sebuah istilah "Nakal dulu baru sukses" dan "Jadi orang jangan terlalu baik, nanti dimanfaatkan orang". Istilah itu adalah dua dari banyak istilah yang ng'trend di jaman kekinian. Siapa yang sering mengungkapkannya ? Ya, pemuda atau mungkin lebih tepatnya disebut ABG atau ada istilah lain ga ya selain ABG ? Pra ABG ? Terlepas dari siapa yang mengungkapkannya, baik secara langsung lisan maupun secara tulisan, itu adalah sebuah ungkapan yang bisa membuat cara pandang kacau yang jika cara pandang kacau akan mengakibatkan kacau pula cara sikap, bagaimana dengan masa depan ? jelas ini bukan hal yang baik bagi perkembangan pemikiran dan peradaban manusia masa kini dan untuk masa depan. Ada cara pandang yang terbalik.
Nah, dengan sudut pandang yang mudah-mudahan lebih segar, sekarang saya akan mencoba menguraikan kedua istilah yang sedang ng'hitz yang sering diucapkan oleh orang-orang yang mengaku hitz. Pertama tentang istilah "Nakal dulu baru sukses". Sebuah kalimat spekulasi dari seseorang yang ingin sukses namun ingin menikmati masa mudanya dengan diisi oleh hal-hal tindak tanduk kenakalan. Nakal menurut KBBI adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama bagi anak-anak). Saya tidak mengerti darimana dan bagaimana cara pandang seperti itu menjadi populer dikalangan remaja. Menurut saya, itu adalah sebuah istilah dalam upaya untuk mengamankan diri tentang kenakalannya, sebuah istilah yang mencoba untuk meyakinkan bahwa jalan sukses bisa ditempuh dengan diri yang sebelumnya nakal. Agak aneh juga sebenarnya saat menulis bagian ini, sangat bertolak belakang dengan cara pandang keharusan. Memang, kita bisa mengetahui nasib dimasa depan bagaimana. Dan memang pula, baiknya sekarang tida bisa menentukan baiknya masa depan. Yang baik saat ini aja ga bisa menjadi masa depan yang baik ? apalagi yang nakal !
Namun, berpikir dan bersikap baik saat ini bukan hanya dipersembahkan untuk masa depan, tapi sejauh mana juga kita bisa bermanfaat saat kita hidup masa yang sedang kita jalani saat ini. Saya tidak yakin orang nakal akan membangun situasi yang baik, yang ada yang nakal akan membuat situasi yang baik jadi buruk, apalagi kenakalannya adalah kenakalan yang disengaja. Nakal ko disengaja dan direncanakan, dek ? Sudahi untuk berfikir dan berbicara nakal dulu baru sukses, buah yang baik adalah lahir dari pemeliharaan yang baik dari petaninya, pun dengan masa depan yang baik adalah lahir dari cara pandang, cara sikap dan perencanaan yang baik. Tentang hasilnya nanti, semoga Allah mengabulkan hal yang baik, yang kita tanam dihari ini. Jika pernah mendengar atau membaca tentang ada seseorang yang sukses saat ini karena masa lalu yang nakal, ya anggap saja itu adalah sebagai pembelajaran, dan perlu menjadi sebuah keyakinan bagi kita semua, jika yang nakal aja mampu sukses dengan kenakalannya, bagaimana jadinya jika suksesnya lahir dari kebaikan yang selalu dia tanam untuk diri dan sosialnya ? mulia !
Jadi boleh ga nih nakal dulu baru sukses ? Ga boleh ! Nakal bukan sesuatu yang disengaja dan direncanakan.
Cara berfikir manusia kekinian itu memang unik cenderung aneh, terkadang malah keluar dari cara berfikir dari keharusan, manusia terbalik memang seperti itu. Yang salah disangka benar karena mayoritas melakukannya, yang benar disangka salah karena hanya kaum minoritas yang menjamahnya. Maka kesimpulan sementaranya adalah, manusia kekinian melihat benar dan salahnya itu adalah karena seberapa banyak orang yang terlibat pada hal yang dilakukan.
Selanjutnya, mari kita sama-sama urai tentang cara pandang "Jadi orang jangan terlalu baik, nanti dimanfaatkan orang". Lah ini apaan ? bukankah orang yang baik itu adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain ? Ini malah jangan jadi orang baik, bukan, maksud saya jangan jadi orang yang terlalu baik ! Menjadi orang baik saja sudah sangat baik, apalagi menjadi orang yang terlalu baik. Dengan beredarnya cara pandang seperti itu, bagi mereka yang awam seakan-akan kalimat itu adalah kalimat yang menyejukkan, terlebih bagi mereka yang hidupnya malas untuk bersentuhan dengan sosial dan malas berbagi manfaat. Karena kita sama-sama tahu, bahwa hidup bersosial adalah tentang sejauh mana kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
Bagaimana jika kalimatnya kita rubah dari "Jadi orang jangan terlalu baik, nanti dimanfaatkan orang" menjadi "Jadi orang harus baik, agar bermanfaat untuk orang lain" lebih menyegarkan bukan jika seperti itu ? sebernarnya kalimat diatas adalah dua kalimat yang memiliki urgensi yang sama. Yaitu sama melakukan sesuatu untuk orang lain, kalimat yang pertama memang terkesan manfaat yang kita berikan berada dalam lingkaran motif tertentu dari orang lain. Kalimat yang kedua, manfaat yang kita berikan pada orang lain adalah manfaat yang terencana dan kesengajaan kita memberikan manfaat untuk orang lain.
Menjadi orang yang bermanfaat itu menyenangkan, sangat menyenangkan. Coba banyangkan, apa yang kiranya dirasakan saat kita dinantikan oleh banyak orang, dinantikan pandangannya, dinantikan solusinya dan dinantikan sosoknya ? hidup bermanfaat untuk orang lain adalah sesuatu keindahan dalam hidup bersosial. Jangan berhenti menjadi orang orang baik, apakah kebaikan kita akan dimanfaatkan oleh orang lain ataupun tidak, yang paling penting kita memiliki cara pandang bahwa ; "Baiknya saya, adalah karena saya ingin bermanfaat untuk orang lain". Lagian bukan sesuatu yang rugi jika kita berbuat baik pada orang lain, terlepas apakah orang lain tersebut berbuat baik balik kepada kita atau tidak, tentunya hal itu bukan menjadi orientasi bagi kita untuk berbuat baik kan ? Tirulah Oemar Bakhri. Biarkan Allah yang memutuskan dan memberi pahala ( Insya Allah ) atas kebaikan yang kita lakukan.
Semoga Allah selalu menjaga dan membimbing kita agar selalu bersemangat belajar dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, serta semoga kita tidak menjadi manusia yang terbalik akalnya, tapi menjadi manusia terbaik karena akalnya. Terimakasih yang sudah membaca, mohon maaf apalagi ada susunan kata yang kurang pas dan cara pandang yang bertolak belakang, Insya Allah akan selalu dijadikan perbaikan 😃
Cara berfikir manusia kekinian itu memang unik cenderung aneh, terkadang malah keluar dari cara berfikir dari keharusan, manusia terbalik memang seperti itu. Yang salah disangka benar karena mayoritas melakukannya, yang benar disangka salah karena hanya kaum minoritas yang menjamahnya. Maka kesimpulan sementaranya adalah, manusia kekinian melihat benar dan salahnya itu adalah karena seberapa banyak orang yang terlibat pada hal yang dilakukan.
Selanjutnya, mari kita sama-sama urai tentang cara pandang "Jadi orang jangan terlalu baik, nanti dimanfaatkan orang". Lah ini apaan ? bukankah orang yang baik itu adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain ? Ini malah jangan jadi orang baik, bukan, maksud saya jangan jadi orang yang terlalu baik ! Menjadi orang baik saja sudah sangat baik, apalagi menjadi orang yang terlalu baik. Dengan beredarnya cara pandang seperti itu, bagi mereka yang awam seakan-akan kalimat itu adalah kalimat yang menyejukkan, terlebih bagi mereka yang hidupnya malas untuk bersentuhan dengan sosial dan malas berbagi manfaat. Karena kita sama-sama tahu, bahwa hidup bersosial adalah tentang sejauh mana kita bisa bermanfaat untuk orang lain.
Bagaimana jika kalimatnya kita rubah dari "Jadi orang jangan terlalu baik, nanti dimanfaatkan orang" menjadi "Jadi orang harus baik, agar bermanfaat untuk orang lain" lebih menyegarkan bukan jika seperti itu ? sebernarnya kalimat diatas adalah dua kalimat yang memiliki urgensi yang sama. Yaitu sama melakukan sesuatu untuk orang lain, kalimat yang pertama memang terkesan manfaat yang kita berikan berada dalam lingkaran motif tertentu dari orang lain. Kalimat yang kedua, manfaat yang kita berikan pada orang lain adalah manfaat yang terencana dan kesengajaan kita memberikan manfaat untuk orang lain.
Menjadi orang yang bermanfaat itu menyenangkan, sangat menyenangkan. Coba banyangkan, apa yang kiranya dirasakan saat kita dinantikan oleh banyak orang, dinantikan pandangannya, dinantikan solusinya dan dinantikan sosoknya ? hidup bermanfaat untuk orang lain adalah sesuatu keindahan dalam hidup bersosial. Jangan berhenti menjadi orang orang baik, apakah kebaikan kita akan dimanfaatkan oleh orang lain ataupun tidak, yang paling penting kita memiliki cara pandang bahwa ; "Baiknya saya, adalah karena saya ingin bermanfaat untuk orang lain". Lagian bukan sesuatu yang rugi jika kita berbuat baik pada orang lain, terlepas apakah orang lain tersebut berbuat baik balik kepada kita atau tidak, tentunya hal itu bukan menjadi orientasi bagi kita untuk berbuat baik kan ? Tirulah Oemar Bakhri. Biarkan Allah yang memutuskan dan memberi pahala ( Insya Allah ) atas kebaikan yang kita lakukan.
Semoga Allah selalu menjaga dan membimbing kita agar selalu bersemangat belajar dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, serta semoga kita tidak menjadi manusia yang terbalik akalnya, tapi menjadi manusia terbaik karena akalnya. Terimakasih yang sudah membaca, mohon maaf apalagi ada susunan kata yang kurang pas dan cara pandang yang bertolak belakang, Insya Allah akan selalu dijadikan perbaikan 😃
Tes
BalasHapus