Ditulis oleh : Enjang Muhdiat Saputra
Dibaca oleh : Enjang Muhdiat Saputra dan Nisa Fahmisari Hidayat
Puja dan Puji adalah milik Illahi Rabbi , Dia yang menghuni
Arsy
Salam Keselamatan selalu kami sampaikan kepada Junjunan
Nabi, Muhammad SAW
Sebuah saling pandang, tentang masa lalu dan harapan.
Untukmu yang kan pergi
Mungkin ada kisah yang telah runtuh karena
usia
Mungkin ada benci yang telah
memagari hati
Mungkin ada kasih yang telah membuat
tetap sudi
Mungkin nanti kan ada orang yang selalu
menunggu kembali
Untukmu yang kan pergi
Pengabdi sejati jika pergi, dia akan kembali
Pengabdi hanya sekedar jika pergi, kembali hanyalah umbar
janji
Jika nanti kau tidak akan pernah peduli
Ketahuilah, senja yang bersahaja tetap selalu menanti
Untukmu yang kan pergi
Teringat saat, kau hanyalah manusia
yang hanya mempunyai rupa
Kau hanya bisa menyangka, tentang
siapa yang kan berjasa
Teringat saat, kau hanyalah manusia
yang ketika salah mengatasnamakan lupa
Kau hanya berkeluh kesah, menjawab
persoalan hati yang tlah resah
Untukmu yang kan pergi
Ingatkah ? saat kau merengkek diruang gelap nan sempit itu ?
Tidak ada yang peduli, jikapun terdengar derap langkah itu
hanyalah palsu
Ingatkah ? saat kau tegak berdiri namun tiada yang
menghampiri ?
Tidak ada yang peduli, jikapun duduk hanya untuk mencari
sejuk
Siapa yang telah pergi atasnama
mengabdi ?!
Tentangmu dan ku
Selalu ada kisah yang layak untuk jadi cerita
Tentang ada dan pergiku, karena ada dan pergimu
Selalu ku tatap wajah beliamu
Ku ingin tau seberapa dalam kedalamanmu
Untuk dia, jasamu tidak lebih dari
hitungan jemari
Untuk dia, kehadiranmu mungkin hanya
bagai onak berduri
Untuk dia, lebamnya hatimu mungkin
karena si penyimpan dendam
Lantas, saat itu, kenapa kau masih
tetap ada ?
Tentangmu dan Ku
Waktu adalah peran antagonis terhadap sebuah perpisahan
Aku tidak mengerti tentang arti dari pengabaianmu
Ku buat waktu sempit saat sempat tidak pernah tepat
Ku datang dengan rindu yang telah menggudang
Tapi, aku bukanlah yang kau undang.
Lantas, tegak berdirimu disana untuk
apa ?
Bukankah lebih menyenangkan jika
duduk diam diantara meja bundar ?
Lantas, air yang bederai itu untuk
siapa ?
Bukankah lebih menyenangkan membuat
diri lebih damai dan bahagia bersama dengan senja
Tentangmu dan ku
Aku tidak mengerti tentang masa yang telah dilalui
Kau ini memang siapa ?
Hidup dalam satu bingkaipun hanyalah sebuah ketabuan
Bahkan aku pernah melihat saat kita bertukar senyum,
ternyata hanya kepalsuan
Bagiku saat itu, bahagia adalah yang hal tabu
Lantas, kenapa kau masih tetap ada ?
Apakah rasa cinta telah terlanjur
kau semai ?
Apakah rasa benci yang menjadi
sebuah pembuktian ?
Apakah masih ada kasih yang tersisa
diruang sesak pulau durhaka ?
Apakah semuanya atasnama sebuah
pengabdian ?
Dik, semuanya aku lakukan karena kecintaanku pada rumah yang
telah membesarkanku
Kini, aku ada kembali dengan diri yang lain
Kini, aku ada berada lebih dekat dengan keadaan yang sama
dengan dulu
Dengan membawa Hati yang selalu ranum
Dan terbawa pada pikir yang tetap selalu termenung
Ku tahu, kau tidak pernah untuk
tidak kembali
Kaulah sejati
Ku tahu, jikapun kau pergi
Kembali pulang bukan hanya sebuah
janji
Dik, jika masanya telah tiba
Jangan kembali pulang jika semuanya belum usai
Pengabdian besarmu adalah ditempat barumu
Berikan Diri dan pengorbananmu lebih dari yang pernah kau lakukan
untuk rumahmu
Namun , kembalilah pulang saat kau resah dan berilah kami
kabar bahagia.
Kak, jika masanya telah tiba
Akan kudekap kau dengan kasih dan
rindu
Memang aku dan kau tidak banyak
bersama
Tapi masih bolehkan kita bertukar
cerita ?
Selamat jalan,
Kami akan selalu menantikanmu pulang
Dari kami, pemburu senja.
0 komentar :
Posting Komentar