Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan
bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi
sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang
bunyinya, “Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang
manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah
sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh
burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta
pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk
disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya
Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan
manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam,
maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.
Indonesia adalah negara dengan
penduduk muslim terbanyak di dunia, sekali lagi, terbanyak di dunia. Maka
melihat keterangan di atas, seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah,
damai, dan beradab. Tapi lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata
dan telinga dengan pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah
menyedihkan dan tak beradab. Mulai dari anak-anak yang melakukan pencabulan,
berjudi, menghisab sabu. Remaja tawuran antar sekolah, kumpul kebo, menjadi
pengedar, minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri,
membunuh anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri,
mutilasi, dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak
asusila, dan korupsi besar-besaran dan yang terbaru adalah perlakuan pemerintah
terhadap beberapa gerakan yang mengatasnamakan Islam yang dipandang sebagai
pengganggu keutuhan NKRI. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di
pemberitaan. Sebenarnya apa yang terjadi ? Di mana moral mereka? Bukankah
sebagian besar dari mereka adalah muslim? Bukankah orang muslim seharusnya
menjadi rahmatan lil ‘alamin ?
Jika
disebut orang-orang, khususnya umat muslim di Indonesia tidak berpendidikan,
jelas jawabannya tidak seperti itu. Di era yang semakin berkembang ini, nilai
atau status pendidikan menjadi hal yang diperlombakan, apakah karena memang
kebutuhan pribadi bahkan sosial atau memang karena gengsi sosial jika tidak
melanjutkan kepada tahap selanjutnya setelah menjadi seorang pelajar. Lantas,
apa yang sebenarnya terjadi dengan umat Islam di Indonesia ? adalah moral yang
menjadi hal mendasar terhadap pola hidup dijaman kekinian. Menjadi seorang
Muslim, bagi kebanyak orang hanya menjadi status sosial saja, bahkan hanya
untuk sekedar mengisi kolom/baris Agama di KTP (sebut Islam KTP). Namun ada
yang lebih baik daripada itu, bagi beberapa orang juga yang mengaku dirinya
sebagai Muslim, hanya menjadikan kemuslimannya sebagai amaliyah harian yang
hanya mengurusi urusannya pribadi dirinya sendiri dengan Tuhannya. Sedangkan
sosial ? sosial tidak begitu tersentuh, lalu apalagi dengan urusan Negara ?
Makannya, di Indonesia kenapa banyak orang yang merusak dan tidak melakukan
banyak perbaikan ? dimana seorang Muslim saat itu terjadi ? saat keadaan itu
terjadi dan semakin menjadi, bukan berarti seorang Muslim yang baik tidak ada
di bumi Indonesia, tapi itu karena seorang Muslim belum sadar atau tidak sadar
akan pentingnya konsep Rahmatan Lil Alamin. Seorang Muslim seharusnya bisa
mensejahterakan, dan menjadi penyambung rahmat antara Allah dengan alam
semesta, termasuk didalam adalah manusia. Lebih jauhnya lagi, ada kewajiban
seorang muslim terhadap status yang dia emban di muka bumi, yaitu melakukan
amar ma’ruf dan nahyi mungkar sebagai mana yang tercantum pada surat Al-Imroh
(3) : 110 :” Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Semoga kita selalu melakukan perbaikan terhadap diri dan sosial. Sehingga baik benarnya diri dan sosial menjadikan alasan bagi Allah untuk berikan Kasih dan SayangNya di muka bumi.
Aamiin.
0 komentar :
Posting Komentar